Waktu berganti, hari demi hari, ada begitu banyak hal terjadi— sampai di mana ia kini hanya sendiri. Walaupun hujan membasahi bumi, ia kehilangan jati diri. Warna aslinya perlahan pergi, semakin pucat dan tidak lagi pekat. Kelopaknya gugur satu, dua, tiga sampai semua. Tidak ada harapan lagi, ia akan mati dalam sepi, dan tak ada satu orang pun yang sudi untuk peduli.