Ulang Tahun ke 22, kamu mau apa?
detik jam terus melaju, ada sesuatu yang sunghoon tunggu. ah. kepalanya mulai terasa pening, tubuhnya terbakar, panas.. sangat panas di sini. sunghoon meraup udara dengan serakah, di sela suaranya yang penuh desah. sial. jongseong benar-benar paham tentang tubuhnya sampai ke bagian terdalam.
jongseong mengusap pipinya lembut, jemarinya bergerak menuju bibir sunghoon yang merah merekah karena dihabisi. menekannya pelan, mendobrak masuk untuk mencumbuinya tanpa henti, lagi dan lagi.
“cantik. cantiknya jongseong. kenapa diam, jangan ditahan, sayang.”
berengsek sekali.
manik sunghoon menatap jongseong sayu, mengulum jemari yang di atas sembari menyesapnya sesekali. membiarkan suara kurang ajarnya menggema, apa tetangga akan mendengarnya jua? persetan. sunghoon tidak peduli, karena Jongseong yang meminta ini.
“jongseong— mhn, kamu berengsek.”
lelaki park itu hanya tertawa geli, mengecup belah ranum sunghoon dengan lembut, membungkamnya kesekian kali.
“ah. padahal tadi siapa yang merengek meminta lagi? mm, sunghoon?”
pipi yang di bawah memerah kembali, jongseong mengulum senyum, sial, ia tidak tahan lagi.
denting jam menandakan hari berganti nyaring berbunyi. sunghoon yang hampir tenggelam dalam kenikmatan duniawi, mengerjabkan mata sembari meraih wajah jongseong yang rahangnya semakin mengeras, mengejar sesuatu agar sampai dengan lekas.
“jongseong…”
“kenapa, sayang? ah, sebentar.. aku sampai..”
bibir sunghoon yang hendak berbicara, tertahan, jongseong membuatnya bungkam untuk kesekian. rasanya penuh sekali. tubuh sunghoon penuh akan kehangatan.. juga kenikmatan.
jongseong mengecupi wajahnya sayang, tanpa beranjak. sunghoon mulai membelai lembut surai basah akan peluh milik prianya itu, menatap manik elangnya dengan teduh.
“selamat ulang tahun, jongseong. ulang tahun ke-22, kamu mau apa?”
jongseong linglung sejenak, gelak tawanya kemudian terdengar merdu di telinga sunghoon.
“mau sunghoon.”
